Foto : Tribun Medan
Aku
bukanlah orang yang ngerti-ngerti amat tentang politik atau pun hukum. Hanya
saja disini aku ingin menyampaikan beberapa opiniku mengenai debat capres dan
cawapres yang diadakan beberapa hari lalu. Aku lebih ingin membahas bagaimana
sih sebagai penyimak merespon apa yang mereka sampaikan? Makan begitu saja
calon yang kita dukung atau berusaha untu bersikap netral agar dapat menilai
siapa sih emangnya yang lebih layak? Jadi, yuk kita bahas!
Nah,
sebelum aku buat artikel ini, aku sempat sharing
dulu bersama temanku mengenai debat tersebut, namanya Sarah. Dan hasil sharing kami itulah yang membuatku
berinisiatif membuat artikel ini. Menurutku, debat beberapa hari yang lalu itu
tidak begitu memuaskan. Paparan ide yang disampaikan terlalu umum, tidak ada gagasan yang begitu menarik untuk
diulik. Yang kusukai hanyalah serangan pasangan nomor urut 01 mengenai mengapa caleg
dari kader Gerindra pada eks koruptor? Wkwk. Selebihnya menurutku biasa saja.
"Jangan mudah termakan dengan apa yang mereka katakan." -Sat
Yang
sangat disayangkan itu adalah ketika dimana kita begitu percaya dengan apa yang
disampaikan calon yang kita dukung. Tidak mau bersikap netral dalam
mendengarkan paparan yang disampaikan. Akhirnya ya kita sebagai masyarakat awam banget gitu. Menurutku, ya dalam menyimak debat
seperti itu kita harus bersikap netral, agar dapat melihat siapa yang
sebenarnya lebih baik argumennya dan bersifat faktual. Nah, bicara tentang
kefaktualan paparan yang disampaikan tentunya kita harus research kembali apakah yang mereka sampaikan benar atau tidak pada
faktanya. Siapa tahu yang mereka sampaikan hoaks. Disinilah minat baca kita
harus ditingkatkan, karena butuh banyak membaca berita-berita mengenai debat
yang telah berlangsung. Oh iya, tentunya dalam menentukan pilihan kita juga harus tahu benar rekam jejak mereka selama ini. Jangan termakan dengan apa yang mereka katakan saja.
Aku
sendiri awalnya ya mendukung di salah satu pihak calon saja. Namun aku berpikir
bahwasanya aku harus dapat bersifat netral dalam menyimak perdebatan tersebut.
Keesokan harinya, aku langsung research mengenai
fakta-fakta debat yang telah berlalu tersebut. Dan nyatanya, banyak info yang
kutemui. Bahwasanya Jawa Tengah itu gak lebih besar dari Malaysia seperti apa
yang pasangan calon nomor urut 02 sampaikan dan rekam jejak Ma’aruf Amin yang
nyatanya sempat menjadi bagian dari lembaga legislatif pada orde baru. Serta
beberapa fakta lainnya yang baru kuketahui.
Jadi,
pada intinya mari kita bersikap netral dalam menyimak. Dan tumbuhkan minat baca
kita sebagai masyarakat. Jangan mudah menerima apa yang orang sampaikan.
Apalagi di tahun politik seperti ini. Yuk, jadi lebih cerdas!