Memangku tanggung jawab sebagai policymaker dalam membangun dan menjaga perekonomian suatu negara bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam menjalankannya, akan ada banyak sekali pertimbangan dan persinggungan yang pada akhirnya tetap saja pasti akan ada trade off yang dihadapi dari setiap pilihan yang diambil. Itulah yang saya pelajari dari bagaimana Bu Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia menjalankan perannya selaku policymaker di bidang penetapan kebijakan fiskal negara bersama jajaran-jajarannya.
Foto Bersama Sri Mulyani |
Pada Rabu, 31 Mei 2023, saya bersama mahasiswa lainnya yang turut mendapatkan mata kuliah Pengantar Ekonomi 2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia mendapatkan kesempatan yang begitu berarti, terutama bagi saya sendiri karena dapat diajarkan langsung terkait kebijakan fiskal negara dalam menetapkan kebijakan makroekonomi oleh Menteri Keuangan, yaitu Bu Sri Mulyani. Dalam kesempatan tersebut, Bu Sri Mulyani mengangkat tema dari chapter 36 pada buku Pengantar Ekonomi milik Mankiw, yaitu tentang “Six Debates Over Macroeconomics Policy”.
Dalam menstabilkan perekonomian selaku pemangku kebijakan fiskal, kementerian keuangan memiliki peran yang sangat fundamental sekali. Karena peran yang dijalankannya tersebut dapat mempengaruhi rumah tangga dan juga pelaku usaha. Rumah tangga dan pelaku usaha sendiri terlibat dalam membayar pajak kepada pemerintah dan juga dapat mendapatkan stimulus melalui transfer payment yang diberikan oleh pemerintah. Untuk menjaga keseimbangan, pemerintah juga dapat menetapkan belanjanya secara dua hal, yaitu:
- countercyclical, menambah belanja (ekspansi) dan/atau menurunkan tarif disaat terjadinya resesi. Hal tersebut diharapkan mampu menstimulasi aggregate demand dan mencegah penggunaan sumber daya ekonomi yang kurang optimal, sebaliknya.
- pro cycilcal, mengurangi belanja (kontraksi) ketika perekonomian lesu (krisis) dan sebaliknya akan menambah belanja (ekspansi) ketika terjadi booming.
Secara sederhana, ya seperti itulah peran kebijakan fiskal untuk turut mendukung berjalan dengan stabilnya suatu perekonomian. Hal tersebut menjadi pembuka Bu Sri Mulyani untuk selanjutnya sharing lebih lanjut dalam mendebatkan enam kebijakan fiskal yang sangat interaktif. Adapun enam hal yang didebatkan tersebut yaitu mengenai:
1. Haruskan pembuat kebijakan moneter dan kebijakan fiskal melakukan upaya menstabilkan ekonomi?
2. Haruskan pemerintah melawan resesi dengan kenaikan belanja daripada pemotongan pajak?
3. Haruskan kebijakan moneter dibuat dengan aturan dan bukan dengan kebijaksanaan/diskresi?
4. Haruskan Bank Sentral menargetkan inflasi nol?
5. Haruskan pemerintah menyeimbangkan anggarannya?
6. Haruskan undang-undang perpajakan direformasi untuk mendorong tabungan?
Dari enam hal yang diperdebatkan tersebut, diskusi yang berlangsung sangat seru dan insightful sekali. Baik dari bagaimana pemaparan Bu Sri Mulyani yang didukung dengan data bagaimana kebijakan fiskal di Indonesia untuk menjawab perdebatan-perdebatan makroekonomi tersebut dan juga ya pro dan kontra dari setiap bahasan tersebut.
Dari hasil diskusi yang sama-sama telah saling hidup berlangsung tersebut, kembali lagi, tidak ada jawaban yang totally true/false karena setiap hal yang diperdebatkan akan menghasilkan pro dan kontra. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menyesuaikan kondisi perekonomian dan juga bagaimana policymaker bisa saling bersinergi untuk mengkombinasikan kebijakan agar perekonomian mampu selalu mengarah kepada arah yang stabil.
Foto Bersama Kelas PE-2 A <3 |
Sekian cerita terkait belajar bersama Bu Sri Mulyani kali ini. Ngga begitu substantif, lebih ke hanya nge-summary apa saja yang berlangsung sejak awal hingga akhir, hehe. Had so much fun there, thanks god!
Untuk bahan yang didiskusikan selama belajar bareng beliau, dapat diakses melalui link beritu yap: bit.ly/KuliahUmumSriMulyani